Fi’il Ruba’i Mujarrad: Pengertian, Bab, Tashrif, dan Contohnya
Nahwushorof.ID - Dalam ilmu shorof atau tashrif, setiap kalimah memiliki spesifikasi tersendiri baik dalam hal makna maupun pola bentuknya. Banyak sekali pola wazan dalam keilmuan ini, terhitung secara keseluruhan ada 35 wazan tashrif. Namun yang berlaku umum dan sering dijumpai dalam teks-teks berbahasa Arab hanya 22 wazan, di antaranya adalah fi’il ruba’i mujarrad.
Pengertian Fi’il Ruba’i Mujarrad
Fi’il ruba’i adalah kelompok kata kerja yang hurufnya tersusun atas 4 huruf. Sedangkan mujarrad secara bahasa artinya yang terlepas, terbebas, bisa juga memiliki arti semata-mata atau yang murni.
Dengan begitu, fi’il ruba’i mujarrad adalah setiap kata kerja yang terstruktur dari 4 huruf asli tanpa memiliki huruf-huruf ziyadah (tambahan). Contohnya seperti fi’il dakhraja “دَحْرَجَ”, keseluruhan hurufnya adalah asli tanpa adanya penambahan. Jika terdapat huruf tambahan seperti tadakhraja “تَدَحْرَجَ”, maka disebut dengan fi'il ruba’i mazid bukan mujarrad.
Bab Fi’il Ruba’i Mujarrad
Fi’il ruba’i mujarrad hanya memiliki satu bab saja, yaitu wazan fa’lala-yufa’lilu “فَعْلَلَ-يُفَعْلِلُ”. Kebanyakan mauzun yang masuk pada bab ini adalah fi’il mudha’af seperti zalzala “زَلْزَلَ” (mengguncangkan), damdama “دَمْدَمَ” (membinasakan), dan fi’il-fi’il yang terbentuk dari susunan kalimat seperti basmala “بَسْمَلَ” (mengucap bismillah) dan hamdala “حَمْدَلَ” (Mengucap alhamdulillah).
Umumnya fi’il ruba’i mujarrad berupa muta’addi (membutuhkan maf’ul), tetapi ada juga yang berbentuk lazim (tidak membutuhkan maf’ul). Sebagaimana perkataan Imam al-Mala ad-Dunqazi dalam kitab Matnul Bina’ Wal Asas:
وَبِنَاؤُهُ لِلتَّعْدِيَّةِ غَالِبًا وَقَدْ يَكُوْنُ لَازِمًا
Artinya: “Kebanyakan fi’il ruba’i mujarrad adalah untuk ta’diyyah (menjadikan fi’il lazim menjadi muta’addi), terkadang ada juga yang lazim”.
Beliau kemudian memberikan contoh fi’il ruba’i mujarrad yang berlaku muta’addi dan lazim sebagai berikut:
- دَحْرَجَ زَيْدٌ الحَجَرَ (Zaid menggelindingkan batu)
- دَرْبَخَ زَيْدٌ (Zaid membungkuk/menunduk)
Pada contoh pertama, fi’il ruba’i mujarrad “دَحْرَجَ” berlaku muta’addi, merofa’kan kata “زَيْدٌ” sebagai fa’ilnya (subyek) dan menashobkan “الحَجَرَ” sebagai maf’ulnya (obyek). Sedangkan pada kalimat kedua fi’il “دَرْبَخَ” berlaku lazim dengan hanya merofa’kan lafadz “زَيْدٌ” menjadi fa’ilnya.
Tashrif Fi’il Ruba’i Mujarrad
Dalam bab fi’il ruba’i mujarrad bentuk mashdar yang digunakan memiliki dua pola dasar, yaitu wazan fa’lalatan dan fi’laalan “فَعْلَلَةً وَفِعْلَالًا”. Lebih lengkapnya, perhatikan tashrif fi’il ruba’i mujarrad dengan contoh mauzunnya dalam tabel berikut ini:
Tahsrif Fi’ilRuba’i Mujarrad | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Dharaf | Nahi | Amar | Maf’ul | Fa’il | Mashdar Mim | Mashdar | Mashdar | Mudhari’ | Madhi |
مُفَعْلَلٌ | لَاتُفَعْلِلْ | فَعْلِلْ | مُفَعْلَلٌ | مُفَعْلِلٌ | مُفَعْلَالًا | فِعْلَالًا | فَعْلَلَةً | يُفَعْلِلُ | فَعْلَلَ |
مُدَحْرَجٌ | لَاتُدَحْرِجْ | دَحْرِجْ | مُدَحْرَجٌ | مُدَحْرِجٌ | مُدَحْرَجًا | دِحْرَاجًا | دَحْرَجَةً | يُدَحْرِجُ | دَحْرَجَ |
مُبَسْمَلٌ | لَاتُبَسْمِلْ | بَسْمِلْ | مُبَسْمَلٌ | مُبَسْمِلٌ | مُبَسْمَلًا | بِسْمَالًا | بَسْمَلَةً | يُبَسْمِلُ | بَسْمَلَ |
مُحَمْدَلٌ | لَاتُحَمْدِلْ | حَمْدِلْ | مُحَمْدَلٌ | مُحَمْدِلٌ | مُحَمْدَلًا | حِمْدَالًا | حَمْدَلَةً | يُحَمْدِلُ | حَمْدَلَ |
Untuk rumus membuat mahsdar mim fi’il ruba’i mujarrad sebenarnya cukup mudah, yakni disamakan dengan wazan fi’il mudhari’nya ketika majhul, kemudian ditambahkan mim zaidah pada awal kalimahnya.
Supaya lebih mudah memahami ini, langsung saja kita praktekkan. Bentuk fi’il mudhari’ ruba’i mujarrad adalah “يُفَعْلِلُ”, ketika dibuat majhul menjadi “يُفَعْلَلُ” (lam fi’il pertama dibaca fathah), kemudian kita tambahkan mim zaidah di awal kalimahnya menjadi “مُفَعْلَالٌ”. Rumus barusan juga tidak jauh berbeda dengan pola isim maf’ul dan fa’il dari fi’il ruba’i mujarrad.
Sedangkan untuk fi’il nahi ruba’i mujarrad pada dasarnya adalah fi’il mudhari’, hanya saja ia kemasukan la nahi kemudian disebut sebagai fi’il nahi. Sehingga sebagian pesantren di Indonesia ada yang memakai metode tashrif sebagai berikut:
Tahsrif Fi’ilRuba’i Mujarrad | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Dharaf | Maf’ul | Fa’il | Mashdar | Mashdar | Amar | Mudhari’ | Madhi |
مُفَعْلَلٌ | مُفَعْلَلٌ | مُفَعْلِلٌ | فِعْلَالًا | فَعْلَلَةً | فَعْلِلْ | يُفَعْلِلُ | فَعْلَلَ |
مُدَحْرَجٌ | مُدَحْرَجٌ | مُدَحْرِجٌ | دِحْرَاجًا | دَحْرَجَةً | دَحْرِجْ | يُدَحْرِجُ | دَحْرَجَ |
مُبَسْمَلٌ | مُبَسْمَلٌ | مُبَسْمِلٌ | بِسْمَالًا | بَسْمَلَةً | بَسْمِلْ | يُبَسْمِلُ | بَسْمَلَ |
مُحَمْدَلٌ | مُحَمْدَلٌ | مُحَمْدِلٌ | حِمْدَالًا | حَمْدَلَةً | حَمْدِلْ | يُحَمْدِلُ | حَمْدَلَ |
Contoh Fi’il Ruba’i Mujarrad
Setelah memahami penjelasan pada bab-bab sebelumnya, untuk lebih memahami tashrif bab ini sekarang coba tashrifkan contoh fi’il ruba’i mujarrad berikut:
Contoh fi’ilruba’i mujarrad | ||
---|---|---|
No | Fi’il | Terjemahan |
1 | تَرْجَمَ | Menerjemahkan |
2 | زَخْرَفَ | Memperindah |
3 | وَسْوَسَ | Membisikkan |
4 | حَصْحَصَ | Menjadi jelas |
5 | عَسْعَسَ | Gelap |
6 | زَحْزَحَ | Menjauhkan |
7 | كَبْكَبَ | Menjungkirkan |
8 | جَلْبَبَ | Memakai jilbab |
9 | جَوْرَبَ | Memakai kaus kaki |
10 | طَأْطَأَ | Menundukkan |
11 | قَلْقَلَ | Mengguncang |
12 | فَلْفَلَ | Meladai |
13 | سَبْحَلَ | Mengucap tasbih |
14 | هَيْلَلَ | Mengucap tahlil |
15 | حَوْقَلَ | Mengucap hauqalah |
Demikianlah penjelasan mengenai fi’il ruba’i mujarrad dalam ilmu shorof atau tashrif, yang meliputi pengertian, bab, tashrif dan contoh-contoh fi’il ruba’i mujarrad. Semoga mengedukasi dan menginspirasi.
Posting Komentar