Kitab Nahwu Dasar Cocok Untuk Pemula Belajar Bahasa Arab
Nahwushorof.ID - Memahami bahasa Arab bukanlah satu hal yang mudah, dibutuhkan pengetahuan khusus seperti penguasaan kaidah ilmu nahwu. Dalam mendukung pengetahuan itu, salah satu media yang utama dan kerap digunakan adalah kitab atau buku, yang menjadi salah satu bahan ajar dan sumber belajar yang sejak lama digunakan. Sekarang ini, banyak kitab-kitab nahwu yang dicatat para ulama dan disebarkan secara luas di masyarakat umum, salah satunya yaitu kitab Nahwu yang akan kami bicarakan ini.
Kitab Nahwu untuk Pemula
Banyak ulama ahli nahwu yang sudah mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk menghasilkan sebuah karya yang amat sangat bermanfaat bagi keberadaan bahasa Arab. Namun, tidak semua kitab nahwu bisa langsung dilahap para siswa khususnya pemula. Karena segala sesuatu tentu dimulai dari yang paling dasar dahulu. Oleh karena itu, di sekolah atau madrasah kita akan secara bertahap diberi tingkatan kitab nahwu sebagai panduan belajar bahasa Arab menyesuaikan dengan jenjangnya.Banyak berbagai kitab nahwu yang dapat dipakai pemula dalam mempelajari ilmu tata bahasa Arab, baik berupa kitab kuning (kitab gundul) ataupun terjemahan berbentuk PDF, seperti kitab Nahwu Wadhih.
Kitab Nahwu Wadhih adalah kitab berisikan kaidah bahasa Arab karya dari ulama modern Mesir, yaitu Ali al-Jarim dan Mushtofa Amin, yang menjadi satu di antara kitab-kitab nahwu terpopuler dan laris di hati masyarakat, dan ini merupakan kitab yang banyak dipelajari di Indonesia, terutama di kalangan pemerhati bahasa Arab.
Kitab tersebut dibagi menjadi dua bagian, yakni an-Nahwu al-Wadhih Li al-Madaris al-Ibtidaiyah dan al-Tsanawiyah, masing-masing berjumlah 3 jilid, dan masing-masing jilid mempunyai jumlah halaman yang berbeda.
Sesuai dengan judulnya "Nahwu Wadhih Lil Madaris al-Ibtidaiyah", kitab ini sengaja disusun dengan tujuan supaya pelajar bahasa Arab menguasai materi-materi qowa'id, khususnya nahwu, dan ditujukan untuk pemula atau tingkat dasar, yang ditempuh selama empat sampai enam tahun. Sedangkan "Nahwu Wadhih Lil Madaris al-Tsanawiyah" ditujukan untuk pelajar yang menempati bangku Tsanawiyah atau menengah.
Kalau kita cermati, penyuguhan materi dalam kitab nahwu ini selalu menyuguhkan beberapa contoh terlebih dulu, selanjutnya pengkajian contoh, yang dilanjutkan dengan kaidah-kaidah, dan diakhiri dengan beberapa soal latihan. Hal itu memperlihatkan bahwa kitab ini memakai metode induktif dalam penyusunannya, yaitu metode yang menyuguhkan hal umum berbentuk contoh (al-amtsilah) terlebih dahulu, selanjutnya dikerucutkan ke dalam materi yang lebih khusus berupa kaidah-kaidah nahwu.
Latar Belakang Penyusunan Kitab Nahwu Wadhih
Histori atau latar belakang atas disusunnya kitab Nahwu Wadhih adalah berdasar pada kemauan yang kuat dari penulis dan khazanah keilmuan gramatika Arab supaya selalu terlindungi. Menurut kepemilikan kitab Nahwu Wadhih yang dicatat oleh Ali al-Jarim dan Mushtafa Amin, mengatakan sebagaimana berikut :
Keduanya menyaksikan bahwa kitab-kitab nahwu yang sudah disusun untuk pemula hanya mencapai sedikit dari asa yang diinginkan. Tidaklah heran apabila ini terjadi, karena kitab-kitab nahwu yang sejauh ini digunakan sudah begitu lama penyusunannya, bahkan juga sudah melewati beberapa masa.
Oleh karenanya, kitab-kitab itu memiliki kandungan pengaruh-pengaruh dari masa lalu. Pada masa saat ini, cahaya mulai berkilau, dan sudah membuat mata manusia terbuka untuk menemukan metode baru. Karena keseriusan dan keuletan para ahli dalam persoalan ini, sampai juga selanjutnya pada hasil yang pantas disanjung, sebab ini merupakan suatu pengkajian baru, yang sudah melalui percobaan-percobaan yang baik. Maksudnya, cara-cara yang jauh dari dampak seni kuno dan aliran lama.
Setelah sekian lama Ali al-Jarim dan Mushtafa Amin mencoba mempelajari kondisi, mencari informasi mengenai siswa, dengan mempelajari karakter, kecondongan dan perilaku mereka, dan dengan bersusah payah kami membaca apa yang sebetulnya mereka butuhkan dan rupanya kami menyaksikan di dalam diri mereka itu suatu keraguan, tidak dalam kesungguhan dan keseriusan. Karenanya, terbesit dalam hati kami untuk membuat sebuah buku Qawa'id al-Lugah al-Arabiyah yang sesuai dengan kemampuan mereka dan mampu membuka pengetahuan, mampu membawa mereka menggapai tujuan dengan mudah, menumbuhkan rasa cinta pada bahasa Arab, karena bahasa Arab tidaklah suatu teka-teki, ajimat, dan bukan sebuah momok yang amat menakutkan. Bahasa Arab merupakan dari suatu bagian ayat-ayat yang pasti, dari lisan Arab, sumber kebanggaan, dan kehormatan tanah air mereka.
Bagi keduanya, kesalahan ini benar-benar terlihat dan meresap sampai akhirnya menteri pengetahuan melaksanakan perubahan-perubahan metode tersebut dengan mengeluarkan sebuah metode baru yang sangat bagus. Lantaran itu, semakin bertambah kuat kemauan kami hingga tersusunlah buku Nahwu Wadhih dengan 3 juz ini. Setiap metodenya, mulai dari kelas dua, tiga, dan empat madrasah ibtidaiyah, ada juznya tersendiri.
Dalam kitab nahwu ini, Ali al-Jarim dan Mustofa Amin memakai metode istinbat, yang sejumlah langkah pengajarannya lebih dekat dengan daya berpikir anak, lebih menguatkan dan gampang untuk dinalar, karena metode ini adalah sebagus-sebagusnya model pendorong untuk berpikir, memperbandingkan kesamaan dan ketidaksamaan akan suatu hal yang mirip dan bersimpangan, kami memperbanyak beberapa contoh yang mana darinya diambil beberapa kaidah.
Dengan model baru ini, kami membuat kitab an-Nahwu al-Wadhih menjadi kitab yang mudah dimengerti dan seringan mungkin dapat diterima oleh pembelajar bahasa, dengan memperhatikan beberapa sisi kehidupan, kemauan, dan lingkungan anak, tentu saja kitab ini bisa menjadi bagus sekali bagi pembelajar bahasa Arab untuk tingkat pemula. Di dalam kitab ini, setiap contoh kalimat materi bahasa Arab selalu diterangkan dengan sejelas mungkin, terlepas dari beberapa istilah ilmiah dan akan membawa pelajar pada beberapa kaidah yang jelas dan umum. Keduanya memberikan kaidah atau pengertian dari tiap istilah bahasa Arab dengan memakai bahasa yang terang dan benar-benar jelas.
Adapun untuk latihan-latihan, kami buat bermacam tipe, mudah dimengerti, dengan memakai bahasa Arab yang akrab atau kosa kata yang tidak susah, sehingga sanggup mendorong para pembelajar untuk membuat kalimat, melatih pembelajar bahasa membuat insya' (karangan dalam bahasa Arab) yang berkaitan dengan beberapa kaidah yang pembelajar bahasa telah sedikit mengenali. Keduanya berkeyakinan bahwa Qawaid al-Lugah al-Arabiyah harus dikombinasi dengan insya'. Dengan demikian, akan tampak hasil yang jelas dari apa yang dipahami dalam kaidah bahasa Arab ini.
Saat membuat contoh bahasa Arab, kitab ini berusaha untuk menghindari kosa kata bahasa Arab yang diambil dari syair-syair, ahkam, dan amtsal atau semacamnya. Karena, kemampuan kosa kata itu dipandang susah untuk pemula dan berat untuk membuat contoh dalam bahasa Arab.
Berdasar penjabaran muqaddimah di atas, bisa diketahui bahwa Nahwu Wadhih adalah satu di antara kitab-kitab nahwu yang kontemporer dan menjadi pelengkap dalam memberikan tambahan dalam pengkajian bahasa Arab. Oleh sebab itu, para pembelajar bahasa Arab yang sejauh ini masih kesusahan saat belajar bahasa Arab akan merasa terbantu dengan metode kitab yang cukup menarik ini, karena pengkajian kitab nahwu yang sejauh ini telah ada itu masih dipandang susah untuk beberapa kalangan pembelajar bahasa Arab.
Pembaruan dalam sistematika kitab Nahwu Wadhih itu rupanya mengalami proses yang cukup sulit dan tidak gampang. Karena, Ali al-Jarim dan Mushtofa Amin sebagai penulis yang betul-betul cermat dalam membuat kitab qawa'id ini sehingga terbitlah kitab Nahwu Wadhih.
Tujuan dan Manfaat Disusunnya Kitab Nahwu Wadhih
Kitab ini merupakan maha karya dari dua ulama Mesir yang disebut dengan kitab Nahwu Wadih. Kedua penulis kitab ini mempunyai tujuan untuk mendekatkan pemula dalam mempelajari bahasa Arab dengan cara yang akurat. Metode ini mempermudah para pemula untuk menghafal dan mengingat materi kitab, serta sebagai wasilah untuk memahami seni ilmu nahwu yang sangat penting. Kitab ini dipakai di sejumlah pesantren dan sekolah agama Islam lainnya, terutama di pesantren yang berbasiskan modern.
Kitab ini sudah lama dipakai di pesantren mulai dari jaman dulu sampai saat ini. Bahkan, kitab Nahwu Wadhih adalah kitab yang paling populer sampai sekarang ini. Kitab ini cukup ringkas, tapi kandungan artinya begitu besar sekali. Kitab ini berisikan beberapa kaidah nahwu yang disuguhkan dengan beberapa contoh kalimat yang memikat, lalu diteruskan dengan penjelasan kaidah bahasa Arab. Kitab ini menjadi kitab nahwu untuk pemula dalam mempelajari ilmu nahwu di seluruh nusantara.
Itulah sekilas mengenai kitab nahwu dasar yang sangat cocok untuk pemula. Selain Nahwu Wadhih, ada juga kitab yang banyak digunakan pelajar dalam memahami bahasa Arab, yaitu kitab Jurumiyah yang dikarang oleh ahli bahasa dari Maroko Syaikh as-Shonhaji alias Ibnu Ajurrum.
Posting Komentar