Contoh Mubtada' Khobar Mudzakkar, Muannats, Mufrad, Tasniyah, dan Jamak

Daftar Isi

Pada artikel “Nahwu Shorof Online” sebelumnya telah dijelaskan sedemikian rupa mengenai mubtada’ khobar. Dalam rangka menunjang pemahaman tersebut, berikut kumpulan contoh mubtada’ khobar baik dari sisi jenis (mudzakkar, muannats) maupun bilangannya (mufrad, tasniyah, jamak).

Contoh Mubtada’ Khobar Mufrad Mudzakkar

Contoh Artinya
هَذَا كِتَابٌ Ini adalah buku
ذَلِكَ قَلَمٌ Itu adalah pulpen
هَذَا أَنْفٌ Ini adalah hidung
ذَلِكَ فَمٌ Itu adalah mulut
هُوَ طَبِيْبٌ Dia adalah Pak dokter
أَنْتَ مُجْتَهِدٌ Kamu (pria) itu rajin
زَيْدٌ مُسْلِمٌ Zaid itu orang Islam
أُسَامَةُ مَاهِرٌ Usamah adalah orang pintar
عُثْمَانُ تَاجِرٌ Ustman adalah pedagang
البُسْتَانُ جَمِيْلٌ Taman itu bagus
البَدْرُ طَالِعٌ Purnama telah muncul
القِطَارُ سَرِيْعٌ Kereta itu cepat
البَابُ مَفْتُوْحٌ Pintu tersebut dibuka
المَسْجِدُ بَعِيْدٌ Masjid itu jauh
اللَّبَنُ حَارٌّ Susu itu panas

Contoh kalimat mubtada’ khobar di atas dalam keadaan rafa’ yang ditandai dengan harakat dhammah. Akan tetapi, untuk isim isyarah (هَذَا, ذَلِكَ) dan isim dhamir (هُوَ, أَنْتَ) keadaan harakat akhirnya tidak berubah. Karena keduanya termasuk dari isim mabni, yaitu isim yang tidak mengalami perubahan harakat akhirnya meskipun dimasuki oleh amil yang berbeda-beda.

Artinya, isim-isim yang termasuk kelompok mabni selamanya tidak akan mengalami perubahan, ia akan terus hadir dalam bentuk seperti itu. Misalnya “هُوَ”, selamanya akan berharakat fathah, tidak mungkin kemudian berharakat kasrah (هُوِ) ataupun dhammah (هُوُ).

Dalam struktur penyusunan mubtada’ khobar (jumlah ismiyyah), keduanya harus sama. Jika mubtada’ berupa mufrad khobar juga harus berupa mufrad, misalkan kalimat “هُوَ طَبِيْبٌ” maka tidak boleh diucapkan “هِيَ طَبِيْبٌ/هُوَ طَبِيْبَةٌ”. Begitu juga ketika mubtada’ berupa isim mufrad, khobar haruslah berupa isim mufrad pula (kecuali khobar jumlah/syibhul jumlah). Seperti kalimat “زَيْدٌ مُسْلِمٌ” maka tidaklah diperbolehkan mengucapkannya menjadi “زَيْدٌ مُسْلِمَانِ/زَيْدَانِ مُسْلِمٌ”.

Contoh Mubtada’ Khobar Mufrad Muannats

Contoh Artinya
هَذِهِ مِمْسَحَةٌ Ini adalah penghapus
تِلْكَ نَافِدَةٌ Itu adalah jendela
هَذِهِ عَيْنٌ Itu adalah mata
تِلْكَ أُذُنٌ Itu adalah telinga
هِيَ طَبِيْبَةٌ Dia adalah Bu dokter
أَنْتِ مُجْتَهِدَةٌ Kamu (pr) itu rajin
فَاطِمَةُ مُسْلِمَةٌ Fatimah adalah muslim
هِنْدٌ مَاهِرَةٌ Hindun itu pintar
خَدِيْجَةُ تَاجِرَةٌ Khadijah adalah pedagang
الحَدِيْقَةُ جَمِيْلَةٌ Kebun itu bagus
الشَمْسُ طَالِعَةٌ Matahari telah terbit
السَّيَّارَةُ سَرِيْعَةٌ Mobil itu cepat
النَّافِدَةُ مَفْتُوْحَةٌ Jendela itu dibuka
المَدْرَسَةُ بَعِيْدَةٌ Sekolah itu jauh
القَحْوَةُ حَارَّةٌ Kopi tersebut panas

Setiap khobar yang berupa muannats sudah dapat dipastikan kalau mubtada’nya juga berupa isim muannats. Hal ini dapat dilihat pada contoh mubtada’ khobar dalam tabel di atas, coba perhatikan kalimat “هَذِهِ مِمْسَحَةٌ”, keduanya merupakan bentuk isim muannats yang di mana “هَذِهِ” sebagai mubtada’nya dan “مِمْسَحَةٌ” adalah khobarnya yang berbentuk muannats, ditandai dengan adanya ta’ marbuthah di akhir kalimahnya. Akan tetapi, tidak semua isim muannats itu sebab hadirnya ta’ marbuthah saja. Misalnya kata “عَيْنٌ”, sepi dari ta’ namun dihukumi muannats. Karena dalam kaidah ilmu nahwu, setiap anggota tubuh yang dobel atau ganda dikelompokkan ke dalam jenis isim-isim yang muannats.

Contoh Mubtada’ Khobar Tasniyah/Mutsanna

Isim tasniyah merupakan kata benda yang mendapat tambahan huruf berupa alif+nun ketika rafa’, dan ya+nun ketika dalam keadaan nashab dan jer. Apabila hendak membuat contoh kalimat mubtada’ khobar berupa tasniyah, maka ketika memakai tambahan alif+nun (aani), bukan ya+nun (aini).

Rumus mubtada’ khobar-nya masih sama dengan sebelumnya, ketika mubtada’ berupa tasniyah mudzakkar maka khobar juga wajib mencocokinya, jika berupa tasniyah untuk muannats khobar pun harus berupa tasniyah muannats.

Perhatikan contoh mubtada’ khobar tasniyah/mutsanna berupa mudzakkar dan muannats beserta artinya berikut ini !

Mudzakkar Muannats
هَذَانِ كِتَابَانِ
(Ini 2 buku)
هَتَانِ مِمْسَحَتَانِ
(Ini 2 penghapus)
ذَانِكَ قَلَمَانِ
(Ini 2 pulpen)
تَانِكَ نَافِذَتَانِ
(Itu 2 jendela)
هُمَا طَبِيْبَانِ
(Mereka (2) dokter)
هُمَا طَبِيْبَتَانِ
(Mereka (2) dokter)
أَنْتُمَا مُجْتَهِدَانِ
(Kalian (2) itu rajin)
أَنْتُمَا مُجْتَهِدَتَانِ
(Kalian (2) itu rajin)
البُسْتَانَانِ جَمِيْلَانِ
(2 taman itu bagus)
الحَدِيْقَتَانِ جَمِيْلَتَانِ
(2 kebun itu bagus)
القِطَارَانِ سَرِيْعَانِ
(2 kereta itu cepat)
السَّيَّارَتَانِ سَرِيْعَتَانِ
(2 mobil itu cepat)
البَابَانِ مَفْتُوْحَانِ
(2 pintu itu dibuka)
النَّافِذَتَانِ مَفْتُوْحَتَانِ
(2 jendela itu dibuka)
المَسْجِدَانِ بَعِيْدَانِ
(2 masjid itu jauh)
المَدْرَسَتَانِ بَعِيْدَتَانِ
(2 sekolah itu jauh)

Contoh Mubtada’ Khobar Jamak Salim

Jamak salim merupakan isim yang memiliki makna lebih dari dua. Dikatakan salim karena isim tersebut selamat atau tidak cacat dalam perubahannya dari bentuk mufrad ke jamak. Selain dapat berkedudukan sebagai fa’il, maf’ul dan sebagainya, jamak salim juga bisa dijadikan sebagai susunan mubtada’ khobar.

Berikut contoh mubtada’ khobar jamak mudzakkar salim dan muannats salim !

Mudzakkar Muannats
هَؤُلَاءِ مُسْلِمُوْنَ
(Ini kaum muslim)
هَؤُلَاءِ مُسْلِمَاتٌ
أُولَائِكَ مُهَنْدِسُوْنَ
(Ini para insinyur)
أُولَائِكَ مُهَنْدِسَاتٌ
هُمْ صَائِمُوْنَ
(Mereka berpuasa)
هُنَّ صَائِمَاتٌ
أَنْتُمْ مُجْتَهِدُوْنَ
(Kalian rajin)
أَنْتُنَّ مُجْتَهِدَاتٌ
الكَافِرُوْنَ مَلْعُوْنُوْنَ
(Kaum kafir itu dilaknat)
الكَافِرَاتُ مَلْعُونَاتٌ
المُسْلِمُونَ صَائِمُونَ
(Kaum muslimin berpuasa)
المُسْلِمَاتُ صَائِمَاتٌ
المُهَنْدِسُوْنَ مُتَعَلِّمُونَ
(Para insinyur itu belajar)
المُهَنْدِسَاتُ مُتَعَلِّمَاتٌ
المُدَرِّسُونَ مَاهِرُوْنَ
(Para guru itu pintar)
المُدَرِّسَاتُ مَاهِرَاتٌ

Pada tabel di atas berisi contoh mubtada’ khobar jamak salim baik itu mudzakkar maupun muannats. Hal yang perlu diperhatikan adalah hukum asalnya, antara mubtada’ dan khobar harus sama-sama berupa jamak mudzakkar/muannats salim, tidak boleh kemudian berbeda. Rumusnya, tinggal menambahkan huruf tambahan berupa wawu+nun untuk jamak mudzakkar salim dan alif+ta’ untuk jamak muannats salim.

Contoh Mubtada’ Khobar Jamak Taksir

Jamak taksir merupakan kebalikan dari jamak salim. Jika yang dimaksud jamak salim adalah isim yang selamat dari perubahannya, maka jamak taksir adalah isim yang cacat ketika perubahan bentuknya dari mufrad ke jamak.

Jamak taksir memiliki kaidah khusus saat digunakan dalam susunan mubtada’ dan khobar. Apabila jamak taksir berupa kata yang ditujukan untuk ghairi aqil (tidak berakal), maka khobarnya cukup berbentuk mufrad muannats.

Contoh seperti kalimat “البُيُوْتُ وَاسِعَةٌ” (Rumah-rumah itu luas). Lafadz “البُيُوْتُ” di sini merupakan bentuk jamak taksir untuk ghairi aqil menduduki kedudukan mubtada’. Sedangkan “وَاسِعَةٌ” adalah khobarnya yang berupa mufrad muannats, ditandai dengan adanya ta’ marbuthah di akhir kalimahnya.

Adapun jamak taksir yang menjadi mubtada’ untuk aqil (berakal) maka khobarnya mengikuti jenis jamak taksirnya. Jika mubtada’ jamak taksir berjenis mudzakkar, khobarnya pun berupa jamak mudzakkar, dan sebaliknya.

Contohnya :

  • الرِّجَالُ مُجْتَهِدُونَ (Para pria tersebut adalah orang yang rajin).
  • الفَتَيَاتُ مُجْتَهِدَاتٌ (Pemudi-pemudi itu orang-orang rajin).

Kecuali jika khobarnya berupa isim yang ketika berbentuk jamak bisa dipakai baik untuk mudzakkar atau muannats.

Contohnya :

  • الطُّلَّابُ جُدُدٌ (Para siswa itu baru).
  • الإِمَاءُ جُدُدٌ (Hamba-hamba wanita itu baru).

Kata “جُدُدٌ” dalam contoh mubtada’ khobar di atas merupakan bentuk jamak taksir dari mufrad “جَدِيْدٌ”, ia dapat digunakan baik untuk muannats maupun mudzakkar.

Supaya lebih mempermudah dalam memahami kaidah ini, silahkan perhatikan contoh-contoh berikut ini !

Perbandingan contoh mubtada’ khobar isim mufrad dan jamak taksir untuk aqil (berakal) :

Mufrad Jamak Taksir
هَذَا بَيْتٌ
(Ini rumah)
هَذِهِ بُيُوْتٌ
الكِتَابُ جَدِيْدٌ
(Kitab ini baru)
الكُتُبُ جَدِيْدَةٌ
ذَلِكَ جَبَلٌ
(Itu adalah gunung)
تِلْكَ جِبَالٌ
النَّجْمُ جَمِيْلٌ
(Bintang itu indah)
النُّجُمُ جَمِيْلَةٌ
المَاءُ بَارِدٌ
(Air ini dingin)
المِيَاهُ بَارِدَةٌ

Dalam contoh di atas, dapat kita bandingkan kalimat yang ketika berbentuk jamak taksir, semua khobarnya berbentuk mufrad muannats, sekalipun ketika ia tunggal dihukumi mudzakkar.

Perbandingan contoh mubtada’ khobar mufrad mudzakkar dan jamak taksir untuk ghairi aqil (tidak berakal) :

Mufrad Mudzakkar Jamak taksir
هَذَا طَالِبٌ
(Ini pelajar)
هؤُلَاءِ طُلَّابٌ
ذَلِكَ أَبٌ
(Itu bapak)
أُولَئِكَ أَبَاءٌ
هُوَ عَبْدٌ
(Dia hamba)
هُمْ عِبَادٌ
الوَلَدُ صَغِيْرٌ
(Anak ini kecil)
الأَوْلَادُ صِغَارٌ
الرَّجُلُ كَبِيْرٌ
(Laki-laki ini besar)
الرِّجَالُ كِبَارٌ

Perbandingan contoh mubtada’ khobar mufrad muannats dan jamak taksir untuk ghairi aqil (tidak berakal) :

Mufrad Muannats Jamak Taksir
هَذِهِ إِمْرَأَةٌ
(Ini wanita)
هَؤُلَاءِ نِسَاءٌ
تِلْكَ أَرْمَلَةٌ
(Itu adalah janda)
أُوْلَئِكَ أَرَامِلُ
الأَمَةُ صَغِيْرَةٌ
(Hamba itu kecil)
الإِمَاءُ صِغَارٌ
الإِمْرَأَةُ كَبِيْرَةٌ
(Wanita itu besar)
النِّسَاءُ كِبَارٌ
أَنْتِ إِمْرَأَةٌ
(Kamu adalah wanita)
نَحْنُ نِسَاءٌ

Dari penjelasan beserta contoh mubtada' khobar di atas, kurang lebihnya dapat disederhanakan bahwa jamak taksir ketika menjadi susunan mubtada’ khobar (jumlah ismiyyah) memiliki ketentuan : 1) jika mubtada’nya jamak taksir untuk ghairi aqil, maka khobarnya berupa mufrad muannats, 2) jika mubtada’nya jamak taksir untuk aqil mudzakkar atau muannats, maka khobarnya harus jamak (salim/taksir).

Rujukan: Razin, Abu & Ummu Razin. 2015. "Ilmu Nahwu Untuk Pemula", cet 2. Pustaka BISA, hlm. 109-121.

Nahwu Shorof Online
Nahwu Shorof Online Media belajar bahasa Arab online terbaik, menyajikan materi ilmu Nahwu dan Shorof yang bersumber dari buku dan kitab bahasa Arab.

Posting Komentar