Contoh mubtada Isim Dhomir
Mubtada adalah isim marfu’ yang terletak di awal kalimat berkedudukan sebagai kata yang diterangkan. Sedangkan khobar adalah kalimah yang terjatuh setelah mubtada sebagai kata yang menerangkannya. Mubtada khobar merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam struktur jumlah ismiyyah. Selain isim dzahir, susunan mubtada juga dapat terbentuk dari isim dhomir, yaitu kata ganti baik untuk mutakallim (orang pertama), mukhatthab (orang kedua), dan ghaib (orang ketiga). Contohnya seperti kalimat “هُوَ قَائِمٌ” (dia berdiri), kata “هُوَ” dalam kalimat barusan adalah contoh mubtada isim dhomir yang memiliki khobar berupa mufrad, artinya tidak berupa jumlah/syibhul jumlah.
Secara keseluruhan, isim dhamir dalam bahasa Arab yang menjadi mubtada memiliki 14 macam pola. Empat belas macam pola ini mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda, yang di mana ia harus sesuai dengan tarkib khobar dalam hal jenis dan bilangannya. Artinya, ketika mubtada isim dhomir berupa mufrad mudzakkar, maka khobar juga harus berbentuk mufrad mudzakkar, jika mubtada berupa jamak mudzakkar, khobar-nya pun harus berupa jamak mudzakkar, dan seterusnya.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat sendiri contoh mubtada isim dhomir kita harus hafal betul ke empat belas macam pola isim dhomir. Coba perhatikan tabel berikut !
Mubtada | Khobar |
---|---|
هُوَ | قَائِمٌ |
هُمَا | قَائِمَانِ |
هُمْ | قَائِمُونَ |
هِيَ | قَائِمَةٌ |
هُمَ | قَائِمَتَانِ |
هُنَّ | قَائِمَاتٌ |
أَنْتَ | قَائِمٌ |
أَنْتُمَا | قَائِمَانِ |
أَنْتُمْ | قَائِمُونَ |
أَنْتِ | قَائِمَةٌ |
أَنْتُنَّ | قَائِمَاتٌ |
أَنَا | قَائِمٌ/ قَائِمَةٌ |
نَحْنُ | قَائِمُونَ/ قَائِمَاتٌ |
Pada tabel di atas, dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam membuat contoh mubtada khobar dengan baik dan benar. Misal kita ingin membuat kalimat dari mubtada isim dhomir untuk jenis laki-laki berjumlah dua, maka memakai dhomir “هُمَا”. Dan untuk khobar, tinggal menyesuaikan saja dengan mubtada-nya, seperti tabel di atas yang memakai kata “قَائِمَانِ”. Apabila menghendaki mubtada isim dhomir untuk mutakallim, maka menggunakan “أَنَا”, di mana khobar-nya dapat berupa mudzakkar/muannats, yaitu kata “قَائِمٌ/ قَائِمَةٌ”. Dan begitu seterunya.
Sebagai materi penunjang, agar pemula lebih memahami lagi mengenai penjelasan yang telah kami sampaikan. Berikut kami berikan beberapa contoh mubtada isim dhomir dalam Al-Qur’an dan kalimat yang biasa digunakan sehari-hari.
- وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ (dan Dia (Allah) Maha Mengetahui segala sesuatu). QS. Al-Baqarah Ayat 29.
- هُوَ الَّذِيْ يُصَوِّرُكُمْ فِى الْاَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاۤءُ (Dialah yang membentuk kamu dalam rahim menurut yang Dia kehendaki). QS. Ali Imran ayat 6.
- ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِىَ كَٱلْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً (kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi). QS. Al-Baqarah Ayat 74.
- صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)). QS. Al-Baqarah Ayat 18.
- نَّحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ (Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan). QS. At-Thaahaa ayat 104.
- هِيَ جَمِيْلَةٌ بَعْضَ الشَّيْئِ عَنْ بُعْدٍ (dari jauh dia lumayan cantik).
- أَنْتِ لَمْ تَعُوْدِى فِى قَلْبِيْ (kamu tidak lagi di hatiku).
- أَنْتَ خِرِّيْجُ المَعْهَدِ فَمِنَ الاَحْسَنِ أَنْ تَلْتَحِقَ بِالجَامِعَةِ الإِسْلَامِيَّةِ (kamu lulusan pesantren, lebih baik kamu kuliah di kampus Islam).
- أَنْتُمْ بِكَوْنِكُمْ طُلَّابًا لَا عَلَيْكُمْ إِلَّا الدِّرَاسَةُ (sebagai mahasiswa, tugas kalian hanyalah belajar).
- أَنَا أَدْرُسُ فِى جَامِعَةِ الأَزْهَرِ الشَّرِيْفِ وَبِالتَّحْدِيْدِ فِى كُلِّيَّةِ اللُّغَةِ (Saya kuliah di Universitas al-Azhar, tepatnya di Fakultas Bahasa).
Itulah penjelasan ringan dan contoh mubtada isim dhomir baik yang terdapat dalam Al-Qur’an dan kalimat sehari-hari. Penting diketahui juga, bahwa contoh-contoh yang telah kami sebutkan di atas lebih mendominasi kepada mubtada yang memiliki khobar berupa mufrad (berdiri sendiri). Adapun khobar jumlah (ismiyah, fi’liyah) atau syibhul jumlah (dharaf, jar majrur) tentu memiliki penjelasan yang lain lagi dan membutuhkan bab terpisah agar lebih terarah. Semoga bermanfaat untuk sahabat “Nahwu Shorof Online” semua.
Posting Komentar