Penasaran Apa itu Isim? Yuk, Simak Pengertian, Ciri, dan Contohnya dalam Kalimat
Nahwushorof.ID - Isim adalah kata benda dalam bahasa Arab yang berperan penting dalam membentuk suatu kalimat. Isim mempunyai ciri-ciri khas yang menjadi pembeda dengan kalimah lainnya. Lebih lanjut, dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai pengertian, ciri-ciri, serta contoh isim dalam kalimat bahasa Arab.
Apa itu Isim dalam Bahasa Arab
Isim adalah kata benda atau nomina dalam pengertian bahasa Indonesia, yaitu jenis kata yang menunjukkan pada benda, barang, hewan, manusia dan segala hal yang tidak terikat dengan waktu. Isim atau kata benda ini dapat menempati peranan sebagai Subyek (S), Objek (O) dan pelengkap Klausa.
Sedangkan dalam bahasa Arab, pengertian isim adalah:
الإِسْمُ هُوَ كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِي نَفْسِهَا وَ لَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَضْعًا
Artinya: "Isim adalah kata yang menunjukkan atas makna tertentu secara mandiri dan tidak terikat dengan waktu".
Agar lebih memahami pengertian isim sebagaimana yang dimaksud, perhatikan beberapa contoh isim dalam tabel berikut!
Contoh Isim | ||
---|---|---|
Arab | Transliterasi | Indonesia |
كِتَابٌ | Kitaabun | Buku |
جَوْهَرٌ | Jauharun | Bunga |
أَسَدٌ | Asadun | Singa |
زَيْدٌ | Zaidun | Zaid |
كُرْسِيٌّ | Kursiyyun | Kursi |
Sebagai perumpamaan, saat kita mendengar contoh isim seperti kata أَسَدٌ (red: dibaca asadun), tidak muncul pertanyaan terkait waktunya, apakah akan singa, sedang singa, atau sudah singa? Itu yang diartikan وَلَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَضْعًا, bahwa isim merupakan kata yang terlepas atau tidak terikat dengan waktu.
Adapun yang dimaksud عَلَى مَعْنًى فِي نَفْسِهَا (menunjukkan arti secara mandiri), yaitu tanpa perlu disandingkan atau disusun dengan kata lain sudah dapat dimengerti maknanya oleh lawan bicara. Contohnya seperti kata كِتَابٌ (red: dibaca kitaabun), artinya "buku", mustahil ia menunjukkan arti selain buku. Ketika disebutkan, kita tidak mungkin menangkap penggaris sebagai maknanya.
Contoh lain seperti isim زَيْدٌ (nama seseorang), kita sudah mengetahui arti tersebut tanpa dipertemukan dengan kata lain karena telah memperlihatkan arti untuk dirinya sendiri, mustahil jika kita akan berpikir kepada seseorang yang namanya Khalid.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa isim adalah kata benda (nomina) yang menunjukkan makna tertentu tanpa terikat oleh waktu sekalipun ia tidak dalam keadaan tersusun pada suatu kalimat.
Dalam bahasa Arab sendiri, semua jenis kata yang ada dalam bahasa Indonesia baik memiliki sifat konkret atau abstrak digolongkan sebagai isim. Seperti nama orang, hewan, tumbuhan, tempat, dan segala hal yang dapat dibendakan. Namun ada pengecualian, yakni kata kerja (verba) dan kata tugas. Seperti menulis, membaca, belajar, untuk, oleh, dan, ke.
Untuk mengenali lebih lanjut tentang isim, pelajar bahasa Arab perlu mengetahui ciri-ciri isim yang telah dirumuskan oleh para ulama ahli nahwu.
Ciri-ciri Isim
Imam ibnu Malik telah menjelaskan mengenai ciri-ciri isim dalam bait Alfiyah berikut:
بِالجَرِّ وَ التَّنْوِيْنِ وَ النِّدَا وَ أََل | وَ مُسْنَدٍ لِلْاِسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَل
Dari bait Alfiyah di atas dapat diketahui bahwa isim memiliki 5 ciri-ciri sebagai pembeda dengan kalimah lainnya. Lebih jelasnya, mari kita uraikan satu persatu ciri-ciri isim sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Imam ibnu Malik.
1. I'rab jar
Ciri-ciri isim yang pertama yaitu dapat di i'rabi dengan i'rab jar atau khafadh, baik itu dengan huruf (بالحرف), penyandaran (بالإضافة), atau mengikuti pada kalimah yang terjatuh sebelumnya (بالتّابع).
Contoh isim dengan i'rab jar atau khofadh sebagaimana kalimat:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Dengan menyebut nama-Mu yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
Keterangan: Lafadz بسم dibaca jar karena dimasuki huruf jer (ب), lafadz اللّه dibaca jer karena menjadi mudhaf ilaih, dan lafadz الرّحمن الرّحيم adalah isim yang dibaca jar sebab idhofah (penyandaran).
2. Kemasukan tanwin
Ciri isim yang kedua yaitu dapat menerima masuknya tanwin, yang secara bahasa berarti bunyi/suara. Menurut istilah ulama ahli nahwu, pengertian tanwin adalah nun sukun yang seolah-olah ada di akhir isim secara pelafadzan (penyuaraannya) tapi pisah/raib saat ditulis dan diwaqofkan. Contohnya seperti kata رَجُلٌ (orang laki-laki), dan أَبٌ (bapak).
Penting diketahui bahwa tanwin dalam ilmu nahwu yang menjadi ciri-ciri isim itu digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu tanwin tamkin, tanwin tankir, tanwin muqobalah, dan tanwin iwadl.
3. Menjadi munada
Ciri isim berikutnya adalah dapat dimasuki huruf nida' atau menjadi munada. Karena kalimah-kalimah yang dapat dimasuki huruf nida' hanyalah kalimah isim. Misalkan kalimat يَا مُحَمَّدُ (wahai Muhammad), maka kata مُحَمَّد pada contoh barusan merupakan kategori kalimah isim untuk nama seseorang.
4. Kemasukan al ta'rif
Ciri-ciri isim yang keempat yaitu dapat menerima masuknya alif lam ta'rif (red: dibaca al), yaitu huruf yang berfungsi menjadikan isim nakiroh menjadi ma'rifat.
Contoh isim yang disertai alif lam tarif seperti kata رَجُلٌ (memiliki sifat umum) saat dimasuki ال menjadi الرَّجُلُ (memiliki sifat tertentu).
5. Menjadi musnad ilaih
Ciri-ciri isim yang terakhir yaitu dapat dijadikan sebagai musnad ilaih, artinya kalimah yang disandarkan padanya, yaitu musnad (مسند), sandaran atau sebagai sandaran. Hubungan keduanya diistilahkan sebagai isnad (إسناد). Sederhananya adalah yang dikatakan sebagai subyek dan predikat dalam pengertian bahasa Indonesia.
Contoh isim yang menjadi musnad ilaih seperti kalimat:
نَصَرَ خَالِدٌ / خَالِدٌ نَصَرَ
"Khalid menolong / Khalid orang yang menolong"
Keterangan: kedudukan خالد pada kalimat di atas adalah sebagai musnad ilaih, dan نصر sebagai musnad-nya.
Perbedaan Isim dan Fi'il
Isim dan fi'il adalah istilah dalam bahasa Arab yang terlihat mirip, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Isim termasuk kata benda yang digunakan untuk menyebutkan orang, tempat, dan benda. Sedangkan fi'il termasuk kata kerja yang menjelaskan suatu pekerjaan atau tindakan.
Dalam suatu kalimat, isim umumnya diposisikan sebagai subyek atau obyek dari suatu tindakan, sementara fi'il merupakan tindakan atau pekerjaan itu sendiri. Lebih mudahnya, pelajar bahasa Arab dapat melihat perbedaan isim dan fi'il berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya melalui tabel berikut.
Perbedaan Isim dan Fi’il | ||
---|---|---|
No. | Isim | Fi’il |
1. | Digunakan untuk menyebutkan orang, tempat, dan benda. | Digunakan untuk menjelaskan suatu pekerjaan atau tindakan. |
2. | Berperan sebagai subyek atau obyek dalam suatu kalimat. | Berperan sebagai predikat dalam suatu kalimat. |
3. | Tidak terikat oleh waktu. | Terikat oleh waktu. |
4. | Menerima i’rab jar / khofadz. | Tidak menerima i’rab jar / khofadz. |
5. | Menerima tanwin di akhir kalimahnya. | Tidak menerima tanwin di akhir kalimahnya. |
6. | Dapat didahului oleh alif lam ta’rif. | Tidak dapat didahului oleh alif lam ta’rif. |
7. | Tidak menerima tambahan ta’ fa’il di akhir kalimahnya. | Menerima tambahan ta’ fa’il di akhir kalimahnya. |
8. | Tidak menerima i’rab jazem. | Menerima i’rab jazem. |
Contoh Isim dalam Kalimat
Berikut adalah beberapa contoh isim yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam bentuk mufrad, tasniyah dan jamak.
Contoh Isim | |||
---|---|---|---|
Mufrad | Tasniyah | Jamak | Artinya |
قَلَمٌ | قَلَمَانِ | أَقْلَامٌ | Pensil |
كِتَابُ | كِتَابَانِ | كُتُبٌ | Buku |
طَالِبٌ | طَالِبَانِ | طُلَّابٌ | Siswa |
بَيْتٌ | بَيْتَانِ | بُيُوْتٌ | Rumah |
جَبَلٌ | جَبَلَانِ | جِبَالٌ | Gunung |
أُسْتَاذٌ | أُسْتَاذَانِ | أَسَاتِيْذُ | Guru |
مِفْتَاحٌ | مِفْتَاحَانِ | مَفَاتِيْحُ | Kunci |
مِصْبَاحٌ | مِصْبَاحَانِ | مَصَابِيْحُ | Lampu |
كُرْسِيٌّ | كُرْسِيَّانِ | كَرَاسِيُّ | Kursi |
تِلْمِيْذٌ | تِلْمِيْذَانِ | تَلَامِيْذُ | Pelajar |
Sekarang coba perhatikan bagaimana penggunaan contoh isim dalam kalimat bahasa Arab.
- عَلَيْكُمْ أَنْ تَقْرَأُوا هَذَا الكِتَابَ - Kalian harus membaca buku ini.
- فِيْ جَنَائِبِنَا جَبَلٌ جَمِيْلٌ - Di sebelah selatan kami ada gunung yang indah.
- هُوَ طَالِبٌ ذَكِيٌّ - Dia siswa yang pintar.
- هَذَا بَيْتٌ جَمِيْلٌ - Rumah ini bagus.
- فِيْ حَقِيْبَتِيْ أَرْبَعَةُ أَقْلَامٍ - Di dalam tasku ada empat pensil.
Dengan memahami contoh isim dalam kalimat, kita dapat lebih lancar dan jelas dalam berkomunikasi. Penggunaan isim yang tepat akan memperkaya struktur kalimat dan membuatnya lebih bermakna.
Demikianlah penjelasan tentang isim dalam bahasa Arab. Setelah mempelajari ini, semoga dapat membantu pemahaman pemula sehingga dapat membedakan perbedaan kalimah antara satu dengan lainnya. Terlebih lagi setelah mempelajari ini kita semakin termotivasi belajar bahasa Arab sebagai gerbang awal menyelami khazanah keilmuan keislaman.
Posting Komentar